Memang mengerikan jika kita mendengar atau melihat orang yang terkena penyakit stroke, tetapi apakan kalian semua sudah tau apa itu penyakit stroke?
Penyakit stroke adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat adanya penyumbatan (stroke iskemik) atau seseorang yang mengalami pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Tanpa pasokan darah, otak pada seseorang tidak akan menerima
atau mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga sel-sel pada
sebagian area otak akan mati.
Kondisi seperti ini yang akan menyebabkan bagian tubuh yang
dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik atau
normal.
Penyakit stroke juga dianggap sebagai kondisi yang gawat
darurat sehingga harus dan perlu ditangani dengan secepatnya, karena sel pada otak
dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Jika dilakukan tindakan penanganan yang cepat dan tepat juga
dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya
komplikasi pada penderita penyakit stroke.
Melansir dari Web MD, untuk mendeteksi sebuah gejala penyakit stroke, kita bisa menggunakan tes di bawah ini:
1. Wajah Tersenyum, kemudian amati dengan seksama apakah
satu sisi pada wajah seperti terkulai, terlihat perot, atau tidak simetris?
2. Lengan di Angkat, lakukan dengan cara kedua tangan diangkat
ke atas dan amati apakah salah satu lengan jatuh ke bawah?
3. Bicara dengan mengucapkan frasa yang singkat dan periksa apakah bicaranya tersebet seperti orang yang cadel, tidak jelas, atau aneh terdengar aneh?
Setelah selesai melakukan tes tersebut secara mandiri dan ketiga jawaban di atas adalah iya, maka segeralah mencari pertolongan medis terdekat dan catat kapan melai mengalami gejala penyakit tersebut muncul.
Perbedaan waktu menit sangatlah penting dalam menangani penyakit
stroke. Bila perlu, segera panggil ambulance agar lebih cepat menjangkau rumah
sakit yang memiliku peralatan medis lebih lengkap.
Perawatan medis untuk penderita penyakit stroke yang paling
baik dilakukan dalam rentang waktu selang tiga jam sejak mengalami gejala awal
penyakit tersebut muncul. Jika penyakit stroke disebabkan karena adanya pembuluh
darah yang pecah, maka dokter akan segera menghentikan pendarahan secepat mungkin.
- Jenis Penyakit Stroke
A. Stroke Iskemik, jenis penyakit ini terjadi saat pembuluh
darah arteri yang menyuplai darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan.
Mengutip dari situs web MD, penyempitan pada pembuluh darah yang
terjadi saat simpanan lemak di arteri mengalami pecah dan menyebar hingga sampai
ke bagian atau area otak.
Selain itu juga, penyempitan yang terjadi juga bisa terjadi ketika adanya aliran darah yang terganggu yang diakibatkan oleh detak jantung yang tidak teratur, Misalnya membentuk sebuah bekuan atau gumpalan darah. Sebagian besar kasus penyakit stroke termasuk dalam kategori stroke iskemik.
B. Penyakit Stroke Hemoragik, yaitu terjadi saat pembuluh
darah di otak pecah dan menyebabkan terjadinya perdarahan.
Kondisi seperti ini termasuk kategori stroke berat. Ada
sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan di otak, contohnya
seperti mengalami hipertensi yang tidak terkendali, mulai melemahnya dinding
pembuluh darah, dan melakukan pengobatan dengan pengencer darah.
C. Penyakit Stroke Ringan (disebut juga: transient
ischemic attack atau TIA) Situasi ini terjadi ketika adanya hambatan pada
aliran darah ke otak.
Halo Fakta Mengutip dari situs Alodokter, stroke ringan
bisa terjadi karena adanya endapan kolesterol yang mengandung lemak
(aterosklerosis) di dalam arteri yang menghantarkan oksigen dan nutrisi ke
otak.
Gejala stroke ringan hanya berlangsung selama beberapa menit dan tidak menimbulkan kerusakan permanen. Orang yang pernah mengalami gejala stroke ringan umumnya berisiko untuk mengalami gejala stroke berat.
Gejala penyakit stroke biasanya terjadi secara tiba-tiba dan menyerang satu bagian pada tubuh. Gejala tersebut kemudian akan semakin memburuk dalam waktu antara 24-72 jam.
Dikarenakan setiap bagian otak yang mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, gejala penyakit stroke yang timbul juga tergantung pada bagian otak mana yang mengalami stroke. Itu sebabnya, gejala stroke bisa jadi bervariasi antara penderita yang satu dengan yang lain.
- Berikut adalah gejala stroke yang mudah dikenali:
1. Salah satu sisi pada wajah terlihat menurun, tidak mampu
tersenyum karena mulut atau mata terkulai.
2. Tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa
lemas atau seperti mati rasa. Tungkai pada sisi lengan tersebut juga akan
terasa lemas.
3. Ucapan yang tidak jelas, seperti kacau, atau tidak mampu
berbicara sama sekali meski penderitanya dalam kondisi masih sadar.
4. Mual dan mengalami muntah-muntah.
5. Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai
kaku pada bagian leher dan pusing berputar – putar (seperti vertigo).
6. Kesadaran semakin menurun.
7. Sulit untuk menelan (disfagia), sehingga bisa mengakibatkan
tersedak.
8. Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
9. Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau mengalami penglihatan ganda.
- HAL YANG BISA MENYEBABKAN TERJADINYA PENYAKIT STROKE
1. Kegemukan atau Obesitas
Berat badan yang berlebih juga merupakan salah satu faktor yang bisa menjadi risiko terjadinya penyakit stroke. seseorang yang mengalami kegemukan atau obesitas juga cenderung memiliki tekanan darah tinggi atau hypertensi.
Untuk menurunkan risiko penyakit stroke, Anda harus menjaga berat badan
tetap normal dengan cara menjaga pola makan yang baik dan teratur.
2. Mengkonsumsi Obat Tertentu
Mengutip dari Web MD juga disebutkan ada beberapa jenis obat yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit stroke.
Contohnya seperti obat pengencer darah (antikoagulan), terapi pengganti hormon,
serta pil KB yang mengandung estrogen dosis rendah.
3. Usia Seseorang
Setiap manusia pasti memiliki kemungkinan untuk terkena penyakit stroke. Bahkan bayi di dalam kandungan juga bisa mengalami penyakit stroke.
Namun, risiko terkena penyakit stroke akan meningkat seiring dengan pertambahan usia pada seseorang. Setelah seseorang mencapai usia 55 tahun, risiko penyakit stroke akan berlipat ganda tiap 10 tahun.
4. Riwayat Anggota Keluarga
Bila ada salah satu anggota keluarga yang memiliki tekanan darah tinggi, menderita diabetes, atau sakit jantung, Anda pun bisa jadi memiliki risiko untuk terkena stroke.
Sebagian kasus penyakit stroke juga
disebabkan karena kelainan genetik yang menghambat laju aliran darah ke otak.
5. Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki risiko terkena stroke pada usia
yang lebih muda dibandingkan dengan perempuan. Namun, hal tersebut karena
perempuan cenderung terkena stroke pada usia lanjut, kemungkinan untuk pulih
lebih kecil dan risiko untuk meninggal lebih besar.
6. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang bisa menyebabkan kadar oksigen secara perlahan berkurang saat penderitanya sedang tidur. Hal tersebut terjadi dikarenakan kadar oksigen semakin berkurang, sehingga organ-organ tubuh pun (termasuk otak) tidak mendapat suplai oksigen yang cukup sesuai kebutuhan.
Masalah ini sangat berbahaya karena penderita sleep apnea bisa secara tiba-tiba berhenti bernapas saat sedang tidur.
7. Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi
Anda bisa disebut memiliki tekanan darah tinggi bila tekanan
darah Anda rata-rata di atas 140/90. Hipertensi juga merupakan penyebab utama
terjadinya penyakit stroke, terutama penyakit stroke jenis hemoragik.
Hipertensi juga dapat terjadi akibat organ ginjal
bermasalah, gaya hidup yang tidak sehat, atau sering mengkonsumsi obat-obatan
tertentu.
8. Kebiasaan Merokok
Sudah sangat jelas bahwa kandungan nikotin pada rokok dapat
mendorong tekanan darah naik. Selain itu juga, asap rokok dapat memicu
penumpukan lemak di arteri leher utama dan bisa mengentalkan darah sehingga
Anda berisiko terhadap penggumpalan darah.
9. Penyakit Jantung
Orang yang memiliki riwayat penyakit jantung juga berisiko
tinggi terhadap penyakit stroke. Kondisi jantung bermasalah yang bisa meningkatkan
risiko terjadinya penyakit stroke termasuk gagal jantung, infeksi jantung, cacat
jantung, serta detak jantung yang tidak normal atau stabil.
10. Orang Yang Menderita Diabetes
Pada penderita diabetes umumnya mereka juga memiliki tekanan
darah tinggi yang bisa membuatnya berisiko terkena penyakit stroke.
Diabetes juga dapat merusak pembuluh darah sehingga risiko terjadinya penyakit
stroke lebih besar.
Jika seseorang mengalami gejala atau penyakit stroke saat kadar gula darah di tubuhnya sedang tinggi, maka kerusakan pada otaknya pun akan lebih berat.
- Diagnosis Penyakit Stroke
Jika seseorang mengalami gejala seperti di atas, segeralah ke rumah sakit untuk mendapat penanganan secepatnya.
Agar bisa menentukan jenis
penanganan yang paling tepat bagi pengidap penyakit stroke, dokter akan
mengevaluasi terlebih dahulu jenis stroke dan area otak mana yang mengalami penyakit
stroke.
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan bertanya kepada
pasien atau anggota keluarga pasien tentang beberapa hal, yang meliputi:
- Gejala penyakit yang dialami, awal munculnya gejala tersebut, dan apa yang sedang pasien lakukan ketika gejala tersebut muncul. Dengan demikian betapa pentingnya mencatat waktu dan gejala ketika mengalami stroke diawal.
- Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi pengidap stroke.
- Apakah seorang pasien pernah mengalami cedera di bagian
kepala.
- Memeriksa riwayat kesehatan pengidap dan keluarga pengidap
terkait penyakit jantung, stroke ringan (TIA), dan stroke.
Kemudian,
dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien secara keseluruhan, yang
biasanya diawali dengan memeriksa tekanan darah, detak pada jantung, dan bunyi
bising abnormal di pembuluh darah leher dengan menggunakan alat stetoskop.
Dokter juga bisa merekomendasikan pemeriksaan lanjutan, misalnya seperti CT scan, MRI, Tes darah, elektrokardiografi, USG doppler karotis, dan ekokardiografi.
- Pencegahan Penyakit Stroke
Cara mencegah penyakit stroke yang utama adalah dengan cara menerapkan
gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor yang bisa meningkatkan
terjadinya risiko penyakit stroke, serta ikuti anjuran yang diberikan dokter.
- Beberapa tindakan pencegahan penyakit stroke, antara lain:
- Mulai Berhenti merokok.
Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena risiko penyakit stroke, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan bisa membuat darah mudah menggumpal.
Tidak merokok berarti juga bisa mengurangi risiko
berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
- Selalu hindari minuman beralkohol.
Minuman keras atau yang mengandung kalori tinggi Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang juga akan rentan terhadap berbagai penyakit yang bisa menjadi pemicu risiko terkena penyakit stroke, seperti diabetes dan hipertensi.
Orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol berlebihan
juga dapat membuat detak pada jantung menjadi tidak teratur.
- Selalu waspada dan hindari penggunaan NAPZA.
Beberapa jenis
NAPZA juga dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pada arteri dan mengurangi
aliran darah.
- Menjaga pola makan yang baik dan sehat.
Seseorang yang terlalu sering atau banyak mengonsumsi makanan
asin dan berlemak juga dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan
risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya penyakit stroke.
- Selalu hindari konsumsi garam yang berlebihan.
Mulailah untuk selalu konsumsi
garam yang ideal sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari, dan makanan
yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein,
vitamin, dan serat.
Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur-sayuran,
buah-buahan, biji-bijian utuh, dan daging yang memiliki kandungan rendah lemak
seperti dada ayam tanpa kulit.
- Olahraga secara teratur setiap hari.
Olahraga secara teratur juga dapat membuat tubuh sehat
sehingga jantung dan sistem peredaran darah bisa bekerja lebih efisien.
Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol pada tubuh dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
- Pengobatan Penyakit Stroke
Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap penyakit stroke
tergantung pada jenis stroke yang dialaminya, stroke iskemik atau stroke
hemoragik.
- Pengobatan
stroke iskemik.
Penanganan awal dokter akan berfokus untuk menjaga jalan
napas, mengontrol tekanan pada darah, dan mengembalikan aliran darah.
- Pengobatan
metode TIA (Transient Ischemic Attack).
Pengobatan TIA dilakukan bertujuan untuk menurunkan faktor
risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit stroke, sehingga penyakit jantung
tersebut dapat dicegah.
Obat-obatan yang akan diberikan oleh dokter untuk
mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis juga
diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.
- Pengobatan stroke hemoragik.
Pada kasus penyakit stroke hemoragik, pengobatan awal
bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan.
Ada beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik,
antara lain yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi yang dianjurkan
oleh dokter spesialis.